Selasa, 07 Februari 2012

PROFIL ARI GINANJAR AGUSTIAN


Ary Ginanjar Agustian

Ary Ginanjar Agustian bukanlah ahli manajemen. Lelaki kelahiran Bandung tahun 1965 itu bukan pula guru besar di bidang tata kelola perusahaan. Namun, ceramahnya di berbagai tempat di Indonesia sangat memancing animo ratusan bahkan ribuan orang yang sebagian besar adalah praktisi bisnis dan eksekutif perusahaan mapan. Kemampuannya dalam bidang pelatihan Sumber Daya Manusia sungguh sangat luar biasa. Padahal, ia bukanlah seorang psikolog atau ulama jebolan pesantren.
Ary Ginanjar, lulusan Universitas Udayana, Bali dan di Tafe College, Adelaide, South Australia ini pernah menjadi pengajar tetap di politeknik Universitas Udayana, selama lima tahun. Sedangkan pengetahuan agamanya diperoleh melalui metode “kemerdekaan berpikir” selama 10 tahun atas tuntunan KN. Habib Adnan, ketua majlis ulama Bali pada saat itu. Kini, ia adalah Presiden Direktur PT Arga Wijaya Persada, dan Komisaris utama PT Arsa Dwi Nirmala yang berkedudukan di Jakarta. Disamping itu di sejumlah organisasi, ia adalah eksekutif Vice President di JPC (Jakarta Professional Chapter) pada Junior Chamber International, suatu organisasi leadership international yang berada di 124 negara.
Tentu saja bukan lantaran jabatan dan perusahaannya itu yang membuat lelaki sederhana ini begitu digandrungi. Renungannya tentang Rukun Iman dan Rukun Islam telah melahirkan karya yang sangat fenomenal, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Bukunya menjadi Best Seller, dan telah dicetak ulang sampai 16 kali.
Sukses buku pertamanya dilanjutkan dengan buku kedua: Rahasia Sukses Membangkitkan, ESQ Power. Dalam kurun waktu lima bulan sejak Januari 2004 lalu telah naik cetak sebanyak lima kali. la kemudian mendirikan ESQ Leadership Center (ELC). Lembaga ini ditujukan mengasah keterampilan melalui training tentang kecerdasan emosi dan spiritual (Emotional Spiritual Quotient- ESQ).
Pelatihan lembaga tersebut ternyata memperoleh respon yang luar biasa. Tidak hanya di Jakarta tapi juga di berbagai daerah. Karenanya kemudian dia harus melakukan dakwah keliling ke beberapa kota, seperti Makasar, Medan, Pontianak dan berbagai kota lainnya. Di Jakarta, Ary diundang/diminta untuk memberikan ceramah tidak kurang dari 2-3 kali dalam sehari. Beberapa eksekutif yang pernah mengikuti training ESQ mengakui bahwa materi yang disampaikan Ary Ginanjar sangat spesifik, unik, menarik dan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
Dalam dua buah bukunya, Ary dengan bahasa yang lugas telah mengantarkan pembacanya untuk menguak tabir rahasia tentang adanya korelasi yang sangat kuat antara dunia usaha, profesionalisme dan manajemen modern, dalam hubungannya dengan intisari al-Islam, yaitu rukun Iman dan rukun Islam. Pemahaman dan pendalaman kedua unsur inti ini, telah melahirkan sebuah pemikiran baru yang segar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar